Friday 28 February 2014

Dromus Oil BAB II 28 Februari 2014

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1       Rancangan Penelitian
Ditinjau dari jenis metode penelitian, maka jenis penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian eksperimen yang dilakukan di laboratorium. Sedangkan bentuk penelitian eksperimen dalam penelitian ini adalah bentuk pre experimental design karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Pada penelitian ini digunakan one group pretest-posttest design yaitu sebelum diberi perlakuan, spesimen dalam penelitian ini diujji (pretest) terlebih dahulu dan setelah pemberian perlakuan spesimen diuji (posttest), sehingga hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Adapun design ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Keterangan:
O x O(1, 2, 3, 4, 5)
O   :   Baja St. 60 sebelum diberi perlakuan.
O1 :   Baja St. 60 setelah diberi perlakuan hardening tempering dengan kadar media pendingin dromus oil 10%.
O2 :   Baja St. 60 setelah diberi perlakuan hardening tempering dengan kadar media pendingin dromus oil 20%.
O3 :   Baja St. 60 setelah diberi perlakuan hardening tempering dengan kadar media pendingin dromus oil 30%.
Berdasarkan jenis data yang diperoleh, penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif. Hal ini karena data yang diperoleh berupa angka-angka sehingga dalam analisis data menggunakan analisis statistik. Sedangkan jika melihat permasalahan yang diteliti, penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian korelasional. Jenis penelitian ini digunakan karena penelitian ini berusaha untuk menemukan ada tidaknya pengaruh kadar dromus oil dalam media pendingin terhadap tingkat kekuatan tarik pada proses pengerasan baja St. 60. Penelitian ini bersifat korelasional karena penelitian ini bertujuan menyelidiki sejauh mana variasi dalam suatu variabel berhubungan dengan variasi dari variabel lain berdasarkan koefisien korelasi.
Untuk mengetahui perbedaan nilai kekuatan tarik dan struktur mikro pada baja St. 60 yang telah mengalami proses hardening tempering dengan media pendingin yang ditambahkan kadar garam 5%, 15%, 25%, 35% dan 45%. Rancangan penelitian ini akan disajikan dalam bentuk tabel dibawah ini:
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian
No.
Spesimen
Nilai Kekuatan Tarik dan Struktur Mikro
1
2
3
1.
Raw Material
A
A
A
2.
10% Dromus oil
V
V
V
3.
20% Dromus oil
W
W
W
4.
30% Dromus oil
X
X
X
Keterangan:
A : Perlakuan panas hardening dengan media pendingin udara pada suhu 900 0C dengan waktu tahan 40 menit.
V : Perlakuan panas hardening dengan media pendingin dromus oil 10% pada suhu 900 0C dengan waktu tahan 40 menit kemudian tempering pada suhu 200 0C dengan waktu tahan 60 menit didinginkan dalam dapur.
W : Perlakuan panas hardening dengan media pendingin dromus oil 20% pada suhu 900 0C dengan waktu tahan 40 menit kemudian tempering pada suhu 200 0C dengan waktu tahan 60 menit didinginkan dalam dapur.
X : Perlakuan panas hardening dengan media pendingin dromus oil 30% pada suhu 900 0C dengan waktu tahan 40 menit kemudian tempering pada suhu 200 0C dengan waktu tahan 60 menit didinginkan dalam dapur.
3.2    Variabel Penelitian
1.      Variabel bebas     : Kadar dromus oil yaitu 5%,15%, 25%, 35% dan 45%.
2.      Variabel terikat    : Nilai kekuatan tarik dan struktur miro baja St. 60.
3.      Variabel kontrol : Temperatur, waktu, dan alat uji.
3.3    Objek Penelitian
Objek yang dipakai pada penelitian ini adalah silinder baja karbon menengah St. 60. Spesimen ini memiliki ukuran pada setiap spesimen dengan diameter 12,5 mm dan panjang 110 mm. Total semua spesimen adalah 18 dengan ukuran dan bentuk yang sama. Silinder baja karbon tersebut akan dianalisis perbedaan tingkat kekuatan tariknya dengan menggunakan perbedaan media pendingin yang sebelumnya telah diberikan proses perlakuan panas hardening tempering.
Tabel 3.2 Spesifikasi Kadar Kandungan Unsur Pembentuk Baja St. 60
No.
Nama Unsur
Jumlah (%) berat
1.
Karbon (C)
0,45
2.
Silikon (Si)
0,3
3.
Mangan (Mn)
0,7

3.4    Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi yang berisi data angka nilai kekuatan tarik dan hasil pengamatan struktur mikro pada baja St. 60 yang telah mengalami proses hardening tempering dengan menggunakan variasi kadar media pendingin dromus oil yaitu  5%, 15%, 25%, 35%, dan 45%.
3.4.1   Alat yang Digunakan
Alat yang digunakan untuk menunjang keberhasilan penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3 Alat yang Digunakan dan Spesifikasi
No.
Nama alat yang digunakan
Spesifikasi
1.
Mistar Baja
Konvensional
2.
Peralatan K3
Sarung tangan, pelindung mata, dll.
3.
Kikir
Konvensional
4.
Mesin bubut 
Krisbow
5.
Jangka sorong
Mitutoyo
6.
Dapur pemanas listrik
Konvensional
7.
Mesin gergaji
GREAT CAPTAIN
8.
Mesin uji kekuatan tarik
Hung Ta Instrumen Mesin  co, LTD
9.
Mikroskop optik

10.
Kertas ampelas

11.
Kamera 
SE Elm









Jenis media pendingin dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4 Media Pendingin dan Variasi Kadar
No.
Jenis Media Pendingin
Variasi Kadar
1.
Dromus Oil
5%
2.
Dromus Oil
15%
3.
Dromus Oil
25%
4.
Dromus Oil
35%
5.
Dromus Oil
45%
Dalam penelitian ini dilakukan lima perlakuan laju pendingan cepat yaitu dengan menggunakan media pendingin dromus oil dengan kadar 5%, 15%, 25%, 35% dan 45%. Dengan jumlah masing-masing setiap media pendingin 3 spesimen dan untuk raw spesimen 3 buah, sehingga total jumlah spesimen sebanyak 18 buah.
3.5    Tempat Penelitian
Pelaksanaan penelitian yaitu pembentukan spesimen baja St. 60, proses hardening tempering dan uji kekuatan tarik ini dilakukan di laboratorium Teknik Mesin Institut Teknologi Nasional Malang. Untuk penelitian pengamatan struktur mikro dilakukan di laboratorium Teknik Mesin Universitas Brawijaya Malang.

3.6    Prosedur Pengumpulan Data
Pada prosedur pengumpulan data penelitian ini terdapat beberapa tahap.
Adapun langkah-langkah tersebut akan dibahas dalam subab ini.
3.6.1   Persiapan
Tahap persiapan adalah mempersiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan pada waktu pelaksanaan penelitian. Adapun bahan yang dibutuhkan adalah baja St. 60, air dan dromus oil. Peralatan yang perlu disiapkan antara lain adalah mesin gergaji, jangka sorong, kertas ampelas, mesin bubut, dapur pemanas listrik, mikroskop, mesin uji kekuatan tarik,  tempat pendingin dan mesin gerinda.

3.6.2   Pengambilan Data
Adapun langkah pengambilan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Pembentukan spesimen
a.         Pemotongan bahan
Pemotongan bahan yang berupa baja St. 60 dalam bentuk silinder dengan diameter 12,5 mm dan panjang 110 mm. Pemotongan spesimen dilakukan dengan gergaji besi.
b.           Pembentukan spesimen

Pembentukan bahan berupa baja St. 60 berbentuk silinder sesuai dengan standar pengujian kekuatan tarik yang ditentukan yaitu ASTM A370. Pembentukan spesimen ini dilakukan dengan menggunakan mesin bubut.
Gambar 3.1 Spesimen Uji Tarik ASTM A370
Keterangan:
G (Gage length)   = 50.0 mm ± 0.1
D (Diameter)        = 12.5 mm ± 0.2
R (Radius of fillet) = 10 mm
A (Lenght of reduce section) = 60 mm
c.           Meratakan permukaan benda kerja pada mesin gerinda
Untuk meratakan permukaan benda kerja dengan mesin gerinda dilakukan tahap-tahap sebagai berikut:
•   Memasang benda kerja pada meja kerja yang terdapat magnetnya .
•   Pengaturan tinggi rendahnya batu gerinda pada benda kerja.
•   Mesin dihidupkan dan lakukan pemakanan pada permukaan benda kerja.
•   Mematikan mesin dan memeriksa permukaan benda kerja.
•   Melakukan penggerindaan untuk semua benda kerja.

2.      Penakaran media pendingin
Pada langkah ini adalah proses penakaran media pendingin yang meliputi menakar dromus oil dan air dengan gelas ukur. Media pendingin dalam penelitian ini terdapat lima macam yakni variasi kadar dromus oil 5%, 15%, 25%, 35% dan 45%.
a.     Kadar dromus oil 5% terdiri dari 20 liter air per 1 liter dromus oil.
b.     Kadar dromus oil 15% terdiri dari 6,67 liter air per 1 liter dromus oil.
c.     Kadar dromus oil 25% terdiri dari 4 liter air per 1 liter dromus oil.
d.    Kadar dromus oil 35% terdiri dari 2,86 liter air per 1 liter dromus oil.
e.     Kadar dromus oil 45% terdiri dari 2,22 liter air per 1 liter dromus oil.

3.      Proses hardening
Adapun langkah-langkah dalam proses hardening adalah sebagai berikut:
a.    Menyiapkan spesimen yang akan diberi perlakuan panas dan peralatan yang dibutuhkan dalam proses hardening tempering. 
b.    Sebelum dilakukan hardening, spesimen harus dinormalising terlebih dahulu.
c.    Menyiapkan dan mengatur suhu dapur listrik untuk  melakukan proses normalising pada benda kerja.
d.   Suhu untuk proses normalising adalah 900 0C dan didinginkan dengan udara luar.

e.    Setelah benda uji dinormalising, langkah berikutnya adalah proses hardening yaitu dengan memasukkan semua spesimen ke dalam dapur pemanas listrik lalu mengatur suhu sesuai dengan ketentuan yakni 900 0C dengan holding time selama 40 menit.
f.     Pengambilan benda uji dalam dapur pemanas listrik dengan penjepit yang dilanjutkan dengan pendinginan benda uji.
g.    Pengambilan benda uji langsung dari dapur pemanas listrik dan mencelupkannya ke dalam media pendingin yang telah dipersiapkan.
h.    Setiap media pendingin yakni dromus oil 5%, 15%, 25%, 35% dan 45%. Tiga buah spesimen dicelupkan dalam tiap media pendingin tersebut.
i.      Tunggu beberapa saat hingga benda uji tersebut mencapai suhu kamar yang dilanjutkan dengan proses selanjutnya yaitu tempering.

4.      Perlakuan Tempering
Adapun langkah-langkah dalam proses hardening adalah sebagai berikut:
a.       Spesimen uji yang telah melalui proses hardening dengan laju pendinginan cepat menggunakan variasi kadar media pendingin dromus oil disiapkan untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam dapur listrik untuk proses tempering.
b.      Dapur listrik disetting dengan suhu 200 0C dan ditahan (holding time) selama 1jam dan setelah itu didinginkan di dalam dapur listrik. Untuk benda uji yang normal tidak dilakukan perlakuan panas.
c.       Benda uji hasil proses tempering dibersihkan.



5.      Pengujian Kekuatan Tarik
Pada proses pengujian tarik ini menggunakan 18 buah spesimenyang telah melalui proses hardening tempering dengan ketentuan 3 buah spesimen tanpa perlakuan panas, 3 buah spesimen menggunakan variasi media pendingin dengan kadar dromus oil 5%, 3 buah spesimen menggunakan variasi media pendingin dengan kadar dromus oil 15%, 3 buah spesimen menggunakan variasi media pendingin dengan kadar dromus oil 25%, 3 buah spesimen menggunakan variasi media pendingin dengan kadar dromus oil 35%, dan 3 buah spesimen menggunakan variasi media pendingin dengan kadar dromus oil 45%. Spesimen yang akan diuji dibentuk terlebih dahulu sesuai dengan standar pengujian tarik.
Pengujian kekuatan tarik dilakukan di laboratorium Teknik Mesin Institut Teknologi Nasional Malang, dengan spesifikasi merk mesin Hung Ta Instrumen Mesin co, LTD dengan kecepatan penarikan 1mm/menit
Langkah-langkah pengujian kekuatan tarik:
a.       Menghidupkan mesin uji tarik dan komputer untuk mengontrol mesin uji tarik.
b.      Input data yaitu dimensi tebal dan lebar dari spesimen yang akan diuji kekuatan tarik.
c.       Pasang spesimen uji pada grips.
d.      Pasang extensometer pada bagian tengah spesimen uji.
e.       Setelah spesimen uji patah, putar panel pada manual kontrol pada posisi nol.
f.       Lepas spesimen uji yang telah patah oleh pengujian kekuatan tarik.
g.      Simpan dan cetak data hasil pengujian kekuatan tarik spesimen uji.


6.      Pengamatan Struktur Mikro
Pengamatan struktur mikro dilaksanakan di laboratorium Universitas Brawijaya Malang. Spesifikasi mesin pengamat struktur mikro adalah Nixon dengan perbesaran maksimal 500 kali.
Prosedur pengamatan struktur mikro adalah sebagai berikut:
·      Permukaan spesimen dihaluskan dengan kertas ampelas sampai halus dengan grig 400, 600, 1000, 1500, dan 2000.
·      Proses polishing dilakukan dengan meja polis menggunakan pita bubuk alumina yang halus (0,1 milimikron) dan kemudian dipolis dengan menggunakan larutan nital 2% yang berfungsi untuk mengikis permukaan agar strukturnya bisa terlihat jelas ketika difoto.
·      Pengamatan dilakukan dengan menggunakan mikroskop optik sampai dengan diperoleh gambar yang jelas dengan perbesaran 400 kali, setelah proses pengamatan struktur mikro dilakukan pemotretan pada benda uji.
















3.6.3   Diagram Alir Penelitian































3.7    Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan mencatat data yang diperoleh dari penelitian pada lembar observasi sebagai berikut:
Tabel 3.5 Data Kekuatan Tarik Spesimen Baja St. 60 Sebelum Perlakuan
No.
Spesimen
Nilai Kekuatan Tarik (Mpa)
1.


2.


3.



Rata-rata

Tabel 3.6 Data Kekuatan Tarik Spesimen Baja St. 60 setelah proses normalising
No.
Spesimen
Nilai Kekuatan Tarik (Mpa)
1.


2.


3.



Rata-rata


Tabel 3.7 Data Kekuatan Tarik Spesimen Baja St. 60 setelah Proses Hardening Tempering dengan Media Pendingin dromus oil 5 %
No.
Spesimen
Nilai Kekuatan Tarik (Mpa)
1.


2.


3.



Rata-rata





Tabel 3.8 Data Kekuatan Tarik Spesimen Baja St. 60 setelah Proses Hardening Tempering dengan Media Pendingin dromus oil 15 %
No.
Spesimen
Nilai Kekuatan Tarik (Mpa)
1.


2.


3.



Rata-rata

Tabel 3.9 Data Kekuatan Tarik Spesimen Baja St. 60 setelah Proses Hardening Tempering dengan Media Pendingin dromus oil 25 %
No.
Spesimen
Nilai Kekuatan Tarik (Mpa)
1.


2.


3.



Rata-rata

Tabel 3.10 Data Kekuatan Tarik Spesimen Baja St. 60 setelah Proses Hardening Tempering dengan Media Pendingin dromus oil 35 %
No.
Spesimen
Nilai Kekuatan Tarik (Mpa)
1.


2.


3.



Rata-rata

Tabel 3.11 Data Kekuatan Tarik Spesimen Baja St. 60 setelah Proses Hardening Tempering dengan Media Pendingin dromus oil 45 %
No.
Spesimen
Nilai Kekuatan Tarik (Mpa)
1.


2.


3.



Rata-rata

3.8    Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, yaitu untuk mengetahui rata-rata kekuatan tarik dari masing-masing percobaan proses hardening tempering pada baja St. 60 yang didinginkan dengan media pendingin emulsi dromus oil dan air.
Pada penelitian ini, digunakan paired samples t test untuk menguji hipotesis adanya perbedaan tingkat kekuatan tarik pada baja St. 60 antara sebelum dan sesudah proses hardening tempering dengan media pendingin yang ditambahkan kadar dromus oil 5%, 15%, 25%, 35%, dan 45%. Namun sebelum dilakukan analisis paired samples t test, data harus diuji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov. Sehingga H0 menyatakan populasi adalah berdistribusi normal. Dengan kata lain populasi data yang telah diuji berdistribusi normal dan asumsi yang digunakan pada pengujian paired samples t test yaitu populasi yang akan diuji berdistribusi normal.
Kemudian untuk menguji hipotesis yang kedua yakni adanya pengaruh kadar dromus oil dalam media pendingin terhadap tingkat kekuatan tarik pada proses hardening baja St. 60, digunakan analisis one way anava dengan taraf signifikansi 0,05. 
Sebelum dilakukan analisis one way anova, data harus diuji normalitas dan homogenitas. Tujuan dilakukannya uji normalitas ini adalah untuk melihat apakah populasi yang digunakan termasuk berdistribusi normal atau tidak. Sehingga H0 menyatakan populasi adalah berdistribusi normal. Dengan kata lain populasi data yang telah diuji berdistribusi normal dan asumsi yang digunakan pada pengujian anova yaitu populasi yang akan diuji berdistribusi normal.
Selain uji normalitas, data harus diuji homogenitas dengan tujuan untuk melihat kehomogenan data varians sebagai prasyarat uji one way anova. Hasil uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan uji Lavene. Nilai Lavene F hitung sebesar 0,578 dengan nilai probabilitas 0,566 > 0,05, maka H0 tidak ditolak yaitu ketiga varians populasi adalah identik atau sama. Dengan demikian asumsi kesamaan varians untuk uji Anova sudah terpenuhi.